Tangkil Kulon, 04/09/24– Pada Rabu, 4 September 2024, MTs Al-Hikmah Tangkil Kulon menyelenggarakan acara Doa Bersama sebagai bagian dari peringatan “Rabu Pungkasan” atau “Rebo Wekasan”. Tradisi ini memiliki makna penting dalam budaya Jawa, khususnya sebagai upaya untuk menolak bala, yaitu malapetaka atau kesialan yang diyakini dapat terjadi pada hari tersebut. Rabu Pungkasan merupakan Rabu terakhir di bulan Sapar (Safar) dalam kalender Jawa, yang pada tahun ini jatuh pada tanggal 4 September 2024. Masyarakat Jawa memandang hari ini sebagai waktu yang rawan dengan energi negatif, sehingga pelaksanaan doa bersama ini menjadi bagian dari upaya spiritual untuk memohon perlindungan.
Kepercayaan terhadap “Rabu Pungkasan” didasarkan pada ajaran Syekh Abdul Hamid Quds, yang menyatakan bahwa sebanyak 320.000 macam bala bencana dapat turun ke bumi pada hari Rabu terakhir di bulan Safar. Menghadapi keyakinan ini, banyak masyarakat Jawa, termasuk keluarga besar MTs Al-Hikmah Tangkil Kulon, melaksanakan doa-doa khusus dan berbagai ritual penolak bala. Di sekolah ini, acara Doa Bersama melibatkan siswa kelas VII dan IX, sementara siswa kelas VIII tidak ikut serta karena sedang mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).
Pelaksanaan acara Doa Bersama di MTs Al-Hikmah Tangkil Kulon mencerminkan nilai religiusitas dan penghormatan terhadap budaya lokal yang masih terjaga di tengah masyarakat Jawa Tengah. Kegiatan ini menjadi sarana bagi seluruh siswa dan guru untuk bersama-sama memohon keselamatan dari segala bentuk bala bencana yang mungkin terjadi, serta memperkuat keimanan dan ketakwaan mereka. Partisipasi siswa dalam kegiatan ini juga mencerminkan pentingnya menjaga keseimbangan antara pendidikan formal dan spiritual.
Selain itu, kegiatan ini menjadi bentuk pembelajaran kontekstual yang mengajarkan siswa tentang nilai-nilai kebudayaan lokal dan pentingnya melestarikan tradisi. Dengan melibatkan siswa dalam kegiatan Doa Bersama, MTs Al-Hikmah Tangkil Kulon berupaya memperkokoh karakter religius sekaligus menumbuhkan rasa kebersamaan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Upaya ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam membangun generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berakar kuat pada nilai-nilai budaya dan agama.